Pendidikan SMA dalam bidang study Bahasa Indonesia berdasarkan GBPP Kurikulum 2004 mengamanatkan bahwa untuk pembelajaran menulis, berbasis pada pendekatan komunikatif, integratif, dan proses yang tidak terpisahkan dari aspek berbahasa yang lain, seperti menyimak (listening), membaca (reading), berbicara (speaking) (Depdikbud,1993:3). Oleh sebab itu, dalam pelaksanaannya harus disajikan secara terpadu meskipun berfokus pada keterampilan menulis.


B A B I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan SMA dalam bidang study Bahasa Indonesia berdasarkan GBPP Kurikulum 2004 mengamanatkan bahwa untuk pembelajaran menulis, berbasis pada pendekatan komunikatif, integratif, dan proses yang tidak terpisahkan dari aspek berbahasa yang lain, seperti menyimak (listening), membaca (reading), berbicara (speaking) (Depdikbud,1993:3). Oleh sebab itu, dalam pelaksanaannya harus disajikan secara terpadu meskipun berfokus pada keterampilan menulis.
Akhadiyah (1997:1.4) mengemukakan bahwa hasil survei yang dilakukan oleh penulis kepada guru bahasa Indonesia umumnya mereka mengatakan bahwa menulis adalah aspek pembelajaran bahasa Indonesia yang paling tidak disukai untuk mempelajari dan mengajarkannya. Jadi, selama mereka berprofesi sebagai guru, hampir tidak pernah melakukan aktivitas karang-mengarang, sehingga sebagai penulis berkata dalam hati, "Kalau gurunya saja tidak menyukai menulis, maka bagaimana muridnya? Jelas bahwa, jika seorang guru tidak pernah mem-punyai pengalaman menulis, maka bagaimana mereka dapat merasakan romantika dan pengalaman seorang penulis?".
Pembelajaran menulis, khususnya menulis deskripsi sugestif belum terlaksana dengan baik di sekolah. Kelemahannya terletak pada kurang berva-riasinya metode yang digunakan oleh guru. Hal ini mengakibatkan siswa kurang memiliki minat untuk menulis. Pada akhirnya siswa akan beranggapan bahwa menulis tidak penting atau bahkan mereka belum mengetahui peranan menulis bagi kelanjutan studi mereka.
Berdasarkan GBPP Bahasa Indonesia SMA Kurikulum Pendidikan 2004, pembelajaran menulis deskripsi sugestif disampaikan di kelas Xl aemester 1. Dalam GBPP tersebut dinyatakan bahwa siswa diharapkan dapat menulis objek yang ada di sekitarnya (pertanian, perkebunan, pertambangan, tempat, gunung dsb.), yang selanjutnya dipublikasikan di depan kelas, majalah dinding (kelas dan sekolah), ataupun media massa. Pada kenyataannya kegiatan menulis deskripsi sugestif di sekolah sering tidak mendapatkan perhatian yang cukup.
Berdasarkan pengamatan peneliti di kelas X1 SMA Negeri 1 Karangjati, maka ditemukan beberapa fenomena sebagai berikut (1) keterampilan menulis khusus-nya menulis deskripsi sugestif kurang penting, karena guru kurang memahami perihal menulis deskripsi sugestif, (2) implementasi pembelajaran menulis deskripsi sugestif masih berorientasi pada produk atau hasil saja, (3) keterampilan menulis khususnya menulis deskripsi sugestif masih disikapi sebagai kegiatan sampingan dan untuk tugas jika ada jam kosong mata pelajaran Bahasa Indonesia, (4) kegiatan pembelajaran menulis deskripsi sugestif belum pernah menggunakan pendekatan proses yang melalui pentahapan, (5) pembelajaran menulis yang selama ini dilakukan kurang menerapkan interaksi multi arah, antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan teks, dan (6) pembelajaran menulis belum sesuai dengan tingkat intelektual siswa, sehingga kurang diminati dan terlalu monoton atau kurang variatif. Hal yang lebih memprihatinkan, sistem evaluasi yang masih tertumpu pada produk atau hasil dan tidak menggunakan langkah evaluasi yang sistematis, sesuai dengan kriteria yang ada. Evaluasi sering dilaksanakan sepintas dan serampangan saja, dengan orientasi akhir nilai bahasa Indonesia. Oleh karena itu, perlu dicari pendekatan lain yang bisa meminimalisasi kekurangan sistem evaluasi tersebut. Dalam hal ini ada salah satu pendekatan atau strategi pembelajaran menulis deskripsi sugestif yang mungkin bisa mening-katkan pencapaian tujuan yakni pendekatan proses. Dengan pendekatan proses ini, guru diharapkan dapat mengamati siswa mengenai proses melalui awal hingga menjadi karangan deskripsi sugestif.
Pendekatan proses dalam menulis meliputi beberapa tahapan yakni prapenulisan, pemburaman, perevisian, penyuntingan, dan pemublikasian. Tompkins (1994:19), menganjurkan bahwa dalam pembelajaran menulis agar hasilnya bisa optimal harus melalui proses atau tahapan. Hal itu mengingat bahwa mayoritas menulis itu merupakan suatu proses kreatif dan tidak sekali jadi. Menurut Aminudin (1998:8), pendekatan proses merupakan pembelajaran yang pada intinya berisi konsepsi pengalaman belajar yang bermakna yang diperoleh apabila siswa menghayati sesuatu yang dijelaskan guru. Sesuatu yang dijelaskan guru itu dihayati, diidentifikasi, digambarkan, dimaknai, dan dipahami oleh siswa. Pemahaman tersebut mengacu pada sesuatu yng dipelajari, disimpulkan sendiri oleh siswa setelah sesuatu yang dijadikan objek pembelajaran itu dihayati siswa.
Pendekatan ini juga mendorong berlangsungnya kegiatan pembelajaran secara kolabortif di antara siswa. Hal ini sebagai suatu cara untuk meningkatkan motivasi terhdap menulis. Sejalan dengan konsep yang diungkapkan Burn dan Ross (1991:25)(dalam Januhadi, 2002:6) bahwa pendekatan proses adalah pendekatan menulis yang berpusat pada siswa. Maksudnya siswa dalam pembelajaran harus berpartisipasi aktif dalam proses menulis. Di samping itu pendekatan proses dalam menulis, sejalan dengan pendekatan terpadu dalam pendekatan “Whole Language” bahwa pembelajaran tidak dilaksanakan terpisah-pisah akan tetapi dilaksanakan secara utuh sesuai dengan minat, kemampuan, dn keperluan belajar.
Selama ini, keadaan pembelajaran menulis deskripsi sugestif memang kurang menarik. Hal ini disebabkan, guru belum bisa mencari materi, strategi, metode yang cocok untuk mengajarkan menulis deskripsi sugestif. Siswa kurang berminat serta kurang tertarik materi pelajaran menulis pada umumnya dan khususnya materi menulis deskripsi sugestif.
Hal ini seperti yang dialami oleh guru-guru bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Karangjati, khususnya guru bahasa Indonesia kelas X1. Bukti lain yang menunjukkan kekurangtertarikan guru dan siswa dalam pembelajaran menulis, terutama menulis deskripsi sugestif adalah hasil survei awal melalui pengamatan di sekolah lewat Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sekolah (MGMPS) Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Karangjati dan dalam forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia Kabupaten Ngawi. Para guru sering mengeluh tentang cara yang efektif dalam rangka meningkatkan pembelajaran menulis deskripsi sugestif yang menarik dan selalu diminati oleh siswa.
Pembelajaran keterampilan menulis deskripsi sugestif dengan pendekatan proses diharapkan dapat menjadikan guru untuk mengembangkan metode, pendekatan, dan strategi pembelajaran menulis secara optimal. Pembelajaran menulis deskripsi dengan pendekatan proses diharapkan dapat digunakan untuk menghilangkan mitos atau pendapat yang keliru tentang menulis dan pengajarannya, yaitu (1) menulis itu mudah, (2) kemampuan menggunakan unsur mekanik tulisan merupakan inti dari menulis, (3) menulis itu harus sekali jadi, dan (4) orang yang tidak menyukai dan tidak pernah menulis dapat mengajarkan menulis (Akhadiyah, 1997:1.7.-1.8). Pembelajaran menulis deskripsi sugestif dengan pendekatan proses, diharapkan dapat mengembangkan kerja sama siswa dengan siswa, siswa dengan guru, menumbuhkan minat dan motivasi, mencapai hasil belajar, dan mencapai tujuan pembelajaran melalui pentahapan menulis, yaitu tahap prapenulisan, pemburaman, perevisian dan penyuntingan, serta tahap pemublikasian.
Berdasarkan uraian di atas, perlu adanya penelitian tentang peningkatan pembelajaran menulis, khususnya pembelajaran menulis deskripsi sugestif. Oleh karena itu, penelitian ini mengambil judul “ Peningkatan Pembelajaran Menulis Deskripsi Sugestif dengan Pendekatan Proses di Kelas XI SMA Negeri 1 Ngawi”. Penelitian ini relatif masih baru dan belum pernah dilakukan. Selama ini, belum ada penelitian tentang “ Peningkatan Pembelajaran Menulis Deskripsi Sugestif dengan Pendekatan Proses di Kelas XI SMA Negeri 1 Karangjati”.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Karangjati. Pemilihan tempat penelitian didasarkan pada pertimbangan (1) Tempat tugas mengajar Bahasa dan Sastra Indonesia (2). SMA Negeri 1 Karangjati merupakan salah satu sekolah Negeri yang memiliki kondisi fisik, sarana, maupun guru-guru yang cukup memadai, sehingga perlu untuk dilaksanakan penelitian, (3) SMA Negeri 1 Karangjati merupakan salah satu SMA kurang favorit di kota Ngawi. Tentunya siswa yang bersekolah di tempat ini anak-anak dari masyarakat menengah dan terpelajar, sehingga kondisi ini sangat mendukung proses pembelajaran, dan (4) Teman guru-guru SMA Negeri 1 Karangjati khususnya guru bahasa Indonesia sangat terbuka terhadap pembaruan dan perubahan serta bersedia untuk berkolaborasi, sehingga memungkinkan dilaksanakan penelitian tindakan ini.
1.2 Masalah Penelitian
Masalah pokok penelitian ini adalah “Bagaimana Peningkatan Pembe-lajaran Menulis Deskripsi Sugestif dengan Pendekatan Proses di Kelas XI SMA Negeri 1 Karangjati?”. Masalah Penelitian tersebut dijabarkan berikut ini.
(1) Bagaimana peningkatan pembelajaran menulis deskripsi sugestif dengan pendekatan proses di kelas XI SMA Negeri 1 Karangjati pada tahap prapenulisan?
(2) Bagaimana peningkatan pembelajaran menulis deskripsi sugestif dengan pendekatan proses di kelas XI SMA Negeri 1 Karangjati pada tahap pemburaman?
(3) Bagaimana peningkatan pembelajaran menulis deskripsi sugestif dengan pendekatan proses di kelas X1 SMA Negeri 1 Karangjati pada tahap perevisian dan penyuntingan?
(4) Bagaimana peningkatan pembelajaran menulis deskripsi sugestif dengan pendekatan proses di kelas X1 SMA Negeri 1 Karangjati pada tahap pemublikasian?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan deskripsi objektif tentang "Peningkatan Pembelajaran Menulis Deskripsi Sugestif Dengan Pendekatan Proses di Kelas XI SMA Negeri 1 Karangjati”. Kemudian, dari tujuan umum itu dijabarkan menjadi tujuan khusus berikut ini.
(1) Mendeskripsikan peningkatan pembelajaran menulis deskripsi sugestif dengan pendekatan proses di kelas X1 SMA Negeri 1 Karangjati pada tahap prapenulisan.
(2) Mendeskripsikan peningkatan pembelajaran menulis deskripsi sugestif dengan pendekatan proses di kelas X1 SMA Negeri 1 Karangjati pada tahap pemburaman.
(3) Mendeskripsikan peningkatan pembelajaran menulis deskripsi sugestif dengan pendekatan proses di kelas XI SMA Negeri 1 Karangjati pada tahap perevisian dan penyuntingan.
(4) Mendeskripsikan peningkatan pembelajaran menulis deskripsi sugestif dengan pendekatan proses di kelas XI SMA Negeri 1 Karangjati pada tahap pemublikasian.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian ini terfokus pada informasi faktual tentang hakikat pembelajaran menulis deskripsi sugestif dengan pendekatan proses di kelas XI SMA Negeri 1 Karangjati pada tahap prapenulisan, pemburaman, perevisian dan penyuntingan, serta tahap pemublikasian yang dilakukan oleh guru SMA Negeri 1 Karangjati pada saat pembelajaran menulis deskripsi sugestif. Peneliti berharap agar penelitian ini dapat memberikan manfaat konstruktif baik secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai landasan teori Pembelajaran Menulis Deskripsi Sugestif di Kelas XI SMA Negeri 1 Karangjati. Penelitian ini diharapkan pula dapat menumbuhkembangkan teori pembelajaran keterampilan menulis bahasa Indonesia siswa kelas XI yang dikaitkan dengan tanggapan siswa terhadap menulis.
Secara Praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak antara lain (1) Kami guru bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Karangjati khususnya, dan SMA yang lain pada umumnya, sebagai ancangan dalam praktek mengajar di kelas, (2) para calon guru sebagai alternatif atau model pembelajaran keterampilan menulis bahasa Indonesia yang integratif dan komunikatif, serta (3) peneliti lain sebagai acuan praktek dalam pembelajaran.
1.5 Asumsi Penelitian
Penelitian ini mengasumsikan hal-hal berikut ini.
(1) Pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara multi arah, antara guru dan siswa, siswa dengan siswa.
(2) Siswa memberikan tanggapan yang baik selama pembelajaran keterampilan menulis deskripsi sugestif berlangsung.
(3) Pembelajaran menulis deskripsi sugestif di kelas XI SMA dapat dilatihkan dan ditingkatkan.
(4) Peningkatan kemampuan menulis deskripsi sugestif dilakukan dengan pentahapan, yaitu tahap prapenulisan, tahap pemburaman, tahap perevisian, tahap penyuntingan, dan tahap pemublikasian.
(5) Pendekatan proses dapat meningkatkan pembelajaran menulis deskripsi sugestif.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mempunyai ruang lingkup yang dikemukakan berikut ini.
(1) Penelitian ini terbatas pada peningkatan pembelajaran menulis deskripsi su-gestif dengan pendekatan proses di kelas XI SMA Negeri 1 Karangjati. Oleh sebab itu, dalam mentransfer hasil penelitian ini perlu sekali memper-timbangkan setting pembelajaran keterampilan menulis, khususnya keteram-pilan menulis deskripsi sugestif di kelas XI SMA Negeri 1 Karangjati,
(2) Pelaksanaan pembelajaran menulis deskripsi sugestif dengan pendekatan proses secara objektif bisa (1) mengembangkan kerjasama, (2) menumbuhkan rasa percaya diri, (3) menggunakan waktu secara tepat, dan (4) mencapai hasil belajar.
(3) Penelitian peningkatan pembelajaran menulis deskripsi sugestif dengan pendekatan proses dilakukan melalui pentahapan, yaitu tahap prapenulisan, tahap pemburaman, tahap perevisian, tahap penyuntingan, dan tahap pemublikasian.
(4) Keberhasilan pembelajaran menulis deskripsi sugestif dengan pendekatan proses didasarkan pada evaluasi proses dan hasil.
1.7 Batasan Istilah
Untuk menghindari salah interpretasi terhadap istilah yang secara operasional digunakan dalam penelitian ini, berikut dikemukakan beberapa pengertian
dalam bentuk konsepsi definitif. Istilah-istilah yang dimaksud sebagai berikut.
(1) Yang dimaksud peningkatan pembelajaran dalam penelitian ini adalah meningkatkan proses membuat siswa melakukan proses belajar sesuai dengan rancangan.
(2) Yang dimaksud menulis deskripsi sugestif adalah menulis deskripsi yang bertujuan membangkitkan daya khayal, kesan atau sugesti tertentu, seolah-olah pembaca melihat sendiri objek yang dideskripsikan secara keseluruhan seperti yang dialami secara fisik oleh penulisnya. Ini diusahakan penulis dengan memindahkan kesan-kesan, hasil pengamatan, dan perasaannya kepada pembaca.
(3) Yang dimaksud pendekatan proses adalah pendekatan pembelajaran yang beranggapan bahwa pengalaman belajar yang bermakna diperoleh apabila siswa menghayati sesuatu yang dijelaskan guru. Sesuatu yang dijelaskan guru akan dihayati, diidentifikasi, digambarkan, dan dipahami oleh siswa. Pemahaman tersebut mengacu pada sesuatu yang dipelajari dan disimpulkan sendiri oleh siswa setelah siswa menghayati sesuatu yang dijadikan objek pembelajaran. Adapun pendekatan proses dalam menulis deskripsi sugestif meliputi pentahapan, yaitu (1) tahap prapenulisan, (2) tahap pemburaman, (3) tahap perevisian dan tahap penyuntingan, serta (4) tahap pemublikasian.
(4) Yang dimaksud tahap prapenulisan adalah periode persiapan menulis yang meliputi kegiatan (a) menentukan tema yang bernuansa kebaruan, (b) merumuskan judul yang menarik dan aktual, dan (c) menyusun kerangka karangan deskripsi sugestif.
(5) Yang dimaksud tahap pemburaman adalah proses pengembangan kerangka karangan deskripsi sugestif menjadi buram yang meliputi kegiatan (a) menentukan unsur-unsur karangan deskripsi sugestif, (b) mengembangkan unsur-unsur karangan deskripsi sugestif yang meliputi objek, suasana, dan perasaan, dan (c) mengolah bahasa yang meliputi penggunaan ejaan, tanda baca, kata, kalimat, paragraf, daan sistematika penulisan.
(6) Yang dimaksud tahap perevisian dan penyuntingan adalah kegiatan yang berorientasi dalam merevisi dan menyunting buram karangan deskripsi sugestif yang meliputi komponen bahasa, isi karangan, dan unsur kebaruan sampai dengan menulis kembali buram karangan deskripsi sugestif menjadi tulisan jadi.
(7) Yang dimaksud tahap pemublikasian adalah kegiatan mengekspos hasil karya siswa dengan orang lain bisa melalui dibacakan di depan kelas, dipajang di majalah dinding, dipasang di media massa.


Categories:

0 Response for the "Deskripsi Sugestif Dengan Pendekatan Proses"

Posting Komentar